Bahagia Itu Rezeki

Friday, December 08, 2017

Rezeki gak melulu soal uang, mampu beli barang branded, atau punya anak. As a human when we pray, we don't realise seringkali kita lebih sering meminta yang kita belum miliki ketimbang mensyukuri apa yang sudah kita miliki.
We don't realise we tend to whine for something that happen not exactly like we expected.
A simple example when we are hungry then we say,
"Duh laper nih..."
Then when we are very tired,
"Duh capek ih, ngantuk banget yaaa..."
When we have 3 days of runny nose,
"Pilek gak sembuh-sembuh udah 3 hari gimana sih..."

Saya mau share sedikit kutipan (yang pastinya gak sama persis namun intinya demikian) isi ceramah Ustadz Khalid Basalamah yang saya dengar beberapa hari lalu. Ia bilang,
"Ada gak manusia yang kalau lagi laper bersyukur? Lagi ngantuk bersyukur? Lagi sakit bersyukur? Jarang! Kebanyakan yang ada kita mengeluh!"
Jennnggggg, saya langsung diam, matiin keran dan serius liat ke depan.
(saat itu saya lagi nyuci piring, seperti biasa ipad saya letakkan di atas meja makan, jadi sembari nyuci piring sesekali bisa ngeliat ke ipad, rasanya seperti ikut taklim beneran karena ada ustad yang jadi pembicaranya, walau faktanya sambil nyuci piring).
Saya melongo, dan diam menunggu isi bahasan selanjutnya yang sang ustadz akan bicarakan.
Lalu ia melanjutkan,
"Bersyukurlah ketika lapar, karena tanpa lapar makan jadi kurang sedap, ucapkan Alhamdullilah ketika lelah, karena tanpa rasa lelah dan ngantuk, istirahat dan tidur jadi kurang nyenyak. Ketika sakit baru cuma 3 hari syukuri, kan cuma 3 hari bukan 3 bulan. Tanpa sakit gaktau nikmatnya sehat, tapa pilek gaktau nikmatnya bisa bernapas leluasa tanpa hidung tersumbat,  bisa mengendus bau makanan sedap, dan lain-lainnya"

Jeng jeng jengggggg....

Human tend to take God's blessing for granted.

Lalu diikuti kalimat selanjutnya,
"Rezeki ada 2 macam, seperti buah. Ada yang sudah sudah jatuh ke tanah berserakan, ada yang masih di pohon bergelantungan. Yang sudah jatuh berserakan ini yang semua manusia dengan mudah bisa dapatkan, air, udara dan semua kebutuhan mendasar misalnya. Yang bergelantungan itu rezeki yang dijamin Allah ada bagi setiap umatnya namun tergantung dari seberapa gigih manusia berusaha untuk memanjatnya, tentunya seberapa sering sang manusia mau memintanya, Allah semakin diminta semakin senang!"

Inti dari ceramah beliau yang kurang lebih 1 jam itu adalah, rezeki akan datang tanpa henti salah satunya karena bersyukur, bersyukur walau terkadang ada hal yang kita rasa tidak nyaman. Cara lainnya adalah untuk mendapatkan rezeki berlimpah adalah berbagi. Idealnya dari apa yang kita miliki dikeluarkan 1/3nya. Misal gaji bulanan 9 juta, berarti 3 jutanya sedekahkan buat sesama. Atau habis makan di restoran harganya 60 ribu, 20 ribunya keluarkan lagi buat belikan makan seseorang. Punya kue 3 toples, 1 toplesnya berikan pada seseorang. Berbagi, sharing is caring.

Dengan bersyukur kita akan selalu puas dan merasa cukup, terhindar dari mikir-mikir yang gak penting, iri dengki sama rezeki orang lain. Dan tentunya bikin hidup jadi lebih positif, wajah lebih cerah dan yang paling penting gak nularin bad vibe, dark and gloomy aura ke orang lain.

***

Habis bebenah (dan masih lanjut proses bebenahnya) dengan TheKonMari Method yang saya bahas dalam postingan beberapa saat lalu, saya merasakan banyak banget manfaat. That's why she call it The Magic of Tidying Up. Since rumah jadi lebih tertata dan kita surrounded only things that spark joy, our possession toward belongings juga udah reduced, mind become clearer!
Saya sudah tidak pernah suntuk di rumah, mood lebih stabil, lebih fokus mikirin hal-hal yang bahagia daripada hal-hal yang nyebelin, dan yang paling penting suami udah gak pernah merokok di rumah. Rumah saya cigarette free!
Saya jadi lebih bahagia? Alhamdullilah iya. (padahal cuma gegara bebenah rumah pake metode sis Marie Kondo, haha). Dan tentunya rumah yang bersih dan rapi kan katanya malaikat jadi lebih sering datang mengunjungi ya?

Bahagia itu menurut saya kayak bebenah. You always fail to tidy up properly if you never learn how. You don't know how to be happy if you never learn how.
Start with gratitude, simply write 3 blessings you've got every single day. Gratitude journal udah banyak yang jual hari gini or tulis aja di notepad handphone.
Stop whining, especially for those wonderful women yang might be quite feel bored doing a stay at home housewife thingy. Be grateful, be creative. Make something, do something. Don't do nothing.
Observe small thing like how pretty a sunshine that I can enjoy every morning while sipping my coffee without rushing to go to the office and attend morning briefing can be a good start.
Or how good I am doing some of yoga poses that might be I barely can do if I'm still working because I have no time and keep do overtime.

And ah, pictures below is my today's morning happiness :)

what a beauty, new baby leaf is furling


I got 2 baby leafs

why we can't be Danish? the world's happiest people?
Bisa merasakan bahagia itu rezeki.
Karena kadang kebahagiaannya sudah ada di depan mata dan mengelilingi kita namun kita nggak pernah sadar dan gak tau cara menikmatinya.

Always remember we feel unhappy, lagi ngerasa susah, Allah selalu kasih lebih banyak nikmat daripada cobaan, melanjutkan cerita pilek 3 hari diatas,
"Udah untung sakitnya cuma dikasih 3 hari, sebulan ada 30 hari, 3 hari sakit, 27 hari sehat. Kalau bicara soal adil, harusnya 15 hari sakit, 15 hari sehat. Ada pedagang untung 5 kali, lalu rugi sekali, banyakan untungnya daripada ruginya kan?"
Yes, lebih banyak berkah dan kebahagiaan dan yang enak-enak lainnya yang Allah berikan daripada yang nggak enaknya.

Life is ups and downs,  that's the fun part. Just remember when we feel unhappy, there is some people  that experience worse than you. My key to happines is you never know how to be happy if you are never trying to get your life close with God.
Ia si maha pembolak-balik hati.

Selamat hari Jumat. 
Be healthy, stay happy!

You Might Also Like

0 comments