Everton Road and Its Surrounding

Sunday, October 16, 2016


Selasa dan Rabu itu hari libur buat saya. Karena suami saya kerjanya operasional bukan back office, jadi libur itu enggak pernah weekend, Sabtu Minggu tapi justru weekdays. Pada day off beberapa waktu lalu seperti biasa, kami para coffee enjoyer, berburu cari kafe kopi. Lalu kami putuskan untuk mampir ke Nylon Coffee Roasters di daerah Everton. Membaca review dari berbagai sumber katanya Nylon ini adalah salah satu kafe kopi di Singapore yang must try!

Dengan menggunakan bus sampailah kami ke area Everton, harus menyambung jalan beberapa ratus meter untuk sampai ke Nylon. Ngikutin Google maps, kami diarahkan masuk lewat jalan-jalan kecil perumahan setempat. Sebagai warga pendatang, kalau melihat sesuatu yang 'enggak biasa dipandang mata' pasti seneng. Termasuk pas melewati jajaran perumahan asli warga Singapore yang unik-unik.  Hanya karena tembok, jendela dan pintu yang dicat warna-warni yang membuat agak terkesan sedikit modern padahal model rumahnya sendiri sangat 'jaman dulu' sekali, jauh dari kesan minimalis dan masa kini, tentunya banyak sentuhan ornamen-ornamen oriental seperti ukiran naga atau lampu depan rumah berbentuk lampion warna merah misalnya. Wangi dupa yang dibakar untuk sembahyang yang diletakkan pada hampir kebanyakan rumah menghiasai ketika saya melewati rumah-rumah ini. Iya karena kami gak mau jalan di jalanannya. Panas banget! Menyengat. Jadi kami berjalan tepat dijajaran pintu depan rumah persis untuk berlindung di bawah atap demi menghindari sengatan matahari siang bolong.



Rumah 2 tingkat di kawasan ini tidak mempunyai pagar, jadi terletak berdempetan satu sama lain. Tidak ada teras yang private untuk tempat kongkow-kongkow dan meletakkan pot-pot bunga cantik. So for those yang mau meletakkan bangku dan meja dan hiasan-hiasan tanaman lainya diletakkan di luar pintu rumah. Gak ilang? Enggak! Gak ada yang mau ngambil. Ini di Singapore bukan di Indonesia haha. Jadi inget cerita bapak saya meletakkan tempat sampah besar di depan rumah besok paginya raib, hehe.



Setelah melewati jajaran land house kami harus memotong jalan melewati Housing and Development Board (HDB) a.k.a rusun kalo di Indonesia. Disubsidi oleh pemerintah dan terawat sekali bentuknya. Kalau di Indonesia istilah rusun diasosiasiakan dengan perumahan kumuh, beda dengan HDB, perumahan vertikal di Singapore ini malah lebih mirip apartemen rakyat (bukan apartemen mewah seperti Pakubuwono Residence ya) di Jakarta. Tertata rapi. Cuma enggak ada kolam renang aja. Tapi kids park dan outdor gym biasanya disediakan.



Yang bikin beda adalah JEMURAN. Hahaha. Saya selalu amazed kalau liat HDB di siang hari, dikala orang-orang menjemur. Kalau penghuni HDB lagi laundry day, pemandangan tiang-tiang bambu dan pakaian yang dijemur bisa menutupi permukaan gedung belasan (kadang puluhan) tingkat ini. Unik! Ya karena saya nggak pernah liat pemandangan gini sih di tanah air. Hehe. Hampir semua HDB lama (karena kalau HDB baru sudah disediakan launry rack yang proper jadi gak pakai bambu lagi) pada area belakang disediakan lubang pada tembok tempat meletakkan bambu. Biasanya 3-5 (kalau nggak salah) lubang per rumah. Dan warga Singapore akan menggantung cucian mereka dan cucian ini akan berkibar-kibar layaknya bendera, hahaha gak jarang saya sering lihat banyak pakaian dalam juga yang dikibarkan pada tiang jemuran tersebut, hihi.


Ketika saya tau kalau kafe kopi yang akan kami datangi terletak di Everton Road, maka seperti biasa, saya selalu cari tau di internet khususnya social media, Instagram dan browsing hashtag #EvertonRoad untuk mempunyai gambaran yang lebih jelas untuk kunjungan kami nanti (ini kebiasaan saya agar punya bayangan biar gampang mau foto-foto di spot yang mana dan bergaya apa, haha). Dan saya menemukan banyak foto orang-orang di beberapa spot mural bagus dia area ini. Dan benar saja saya sampailah kami pada mural bergambar toko kelontong, motor vespa dan tukang baso (masa tukang baso sih? haha gaktau itu tukang dagang apa) ini.

thank you for self timer


Dan seperti biasa berfoto-fotolah kami di spot ini. Sayang waktu itu kami datang di tengah hari bolong yang super duper panas sekali omg! Jadi kami menyudahi sesi foto-foto dan tidak explore ke 'gang-gang' yang lain di area Evertoan Road ni. Padahal masih banyak mural-mural dengan gambar menarik lainnya. Next time kalau saya kesana lagi, I will write another post and another hidden mural spot in Singapore ya.

Sampai hampir lupa dengan tujuan utama kami adalah mau ngopi. Haha sampailah kami pada kafe Nylon Coffee Roasters. Karena telah berjalan cukup jauh ditengah terik matahari tentu pengennya duduk ngadem santai sambil nyeruput kopi kan namun tak disangka, ternyata kafe kopi kecil ini gak punya seating area. OMG! So they only have sort of hanging table without stools, however kita bisa sih berdiri disitu "ala-ala bar" ya cuma malesss kann lagi capek gitu. So kami putar balik kecewa dan gak jauh dari Nylon, sederetannya malah ada another coffee shop. Intip-intip dulu dari luar, and aha! They have comfy and cozy sofa. Without any hesitation "Yuk kita disini aja deh!" my husband said. Dan kami pun gagal ngopi di Nylon dan malah ke coffee shop yang gak sengaja kami temukan ini instead. Lumayan panas-panas duduk dalam AC sebentar. And this coffee shop is serendipity and quite good for have a chit-chat in that very hot afternoon.

Enjoy your Sunday and thank you for reading :)



You Might Also Like

0 comments