September at A Glance for Facing Dearest October

Saturday, October 08, 2016

A month of learning had been passed and we are entering the new month, the new goals. Yeay kita baru memasuki minggu kedua di bulan ke-10 ini. Welcome October! 
Saya mau mencoba memberikan summary apa yang telah terjadi di bulan September kemarin, saya mau mencoba merangkum tentang nilai-nilai yang saya dapatkan melalaui dari banyak kejadian. Baik kejadian yang membahagiakan hingga yang sedih berurai air mata. 

1. Rasa kesepian atau bete bisa diatasi dengan nonton Korean drama
Hahaha, saya harus menjilat ludah saya sendiri. Saya selalu misuh-misuh dan gak habis pikir sama orang yang tergila-gila dengan kdrama. Sampai pada akhirnya saya mencoba nonton Descendents of The Sun (DOTS) dan ketagihan nonton judul-judul yang lain (sampai tulisan ini ditulis saya sudah nonton 4 judul kdrama lainnya -3 diantaranya bersama suami saya-). Terima kasih Gita sudah mencekoki saya untuk suka dengan film-film Korea yang saya pikir sangat cheesy dan malesin tapi ternyata gak semua film Korea itu cheesy, really. tergantung yang mana judulnya, saya juga gak suka film kebanyakan romansa sampah gak masuk akal dan jauh dari realita. Suami saya yang anti TV series aja bisa 'nagih' nontonnya dan bersedia menemani saya, jadi sekarang saya dan suami punya agenda melakukan hal berjamaah baru, hihi.

Untung pertama kali nonton kdrama saya nonton DOTS, cerita yang masih bisa dibilang 'berisi' tapi juga bisa sambil santai dan ketawa-ketawa. Film ini menyadarkan saya bahwa orang Korea sangat BERKUALITAS untuk menggarap tv series yang cuma 15 episodes itu. Semua visual effect yang ditampilkan gak ada yang murahan. Semua adegan action, kebakaran, bom, dll terlihat nyata dan gak ada bedanya dengan film-film buatan Amerika. Story line yang enggak kalah orisinilnya dari tv series menegangkan dan bikin deg-degan semacam Grey's Anatomy atau Scandal atau malah yang agak komedi seperti How I Met Your Mother bisa dikemas dalam kdrama dalam bentuk yang berbeda tapi sama menariknya. Ohya karena saya yang telah mengakui kualitas film buatan Korea, maka di bulan lalu juga saya menonton Train to Busan di bioskop yang seperti yang saya duga, mereka pasti total dalam menggarapnya.

Yang saya gemari dari kdrama adalah ceritanya yang dibikin tidak terlalu panjang, setiap 15 episode lalu tamat membuat saya enggak bosan karena setelah tamat bisa menonton judul yang lain dan tidak perlu mengikuti dari season ke seasons. Mungkin karena baru pertama kali menikmati hiburan berupa kdrama saya merasa sangat 'refresh' padahal saya juga rutin menonton tv series lainnya baik yang dari US yang saya sebut judulnya di atas tadi sampai buatan lokal seperti Tetangga Masa Gitu (saya cuma nonton yang komedi aja, karena saya gak pernah suka tayangan tv series buatan Indonesia yang berlebihan dan kadang-kebanyakan- ceritanya terlalu dibuat-buat). Kdrama membawa hal baru tersendiri, mulai dari bahasa yang berbeda (hingga kini saya mengerti dan bisa melafalkan kurang lebih 5 kosa kata dalam bahasa Korea hanya dari menontonnya haha), makanan yang terlihat enak-enak (demi menghayati movie marathon makan Samyang ramyeon lalu pergi makan chicken Galbi ke Yoogane itu perlu juga demi menumbuhkan sisi ke-Korea-an dalam diri saya. Haha). Serta menjadi lebih rajin untuk beli produk make up buatan Korea seperti Etude dan Innisfree, banyaknya scene dimana sang aktris pakai produk Laneige buat saya penasaran juga buat nyoba sih. Dan inti cerita yang bisa tetap menarik tanpa harus menonjolkan adegan ciuman dan sex seperti western tv series lainnya. Culture dan karakteristik yang masih ketimuran yang membuat saya tertarik karea merasa masih berasal dari rumpun yang sama. Intinya Kdrama itu benar-benar menjadi pelarian dan bikin lupa sejenak akan masalah hidup kita yang sebenarnya. Seperti yang teman saya pernah post di Path,

When I watch a TV series, the true happiness is when I have to worry about fictional problems rather than my real problems. -Fatima Amira

2. Mengenyahkan orang-orang yang irritating di social media adalah usaha mengendalikan diri untuk tidak nyinyir yang berujung pada dosa dan membuat hidup menjadi lebih tenang.
It is simply become the rule of life, when you are not happy with something, move them or move ourselves out, life is too short to be spent by the unhappy moment.

Dikala dikelilingi orang-orang menyebalkan dan cuma bisa end up untuk ngomongin atau jadi kesel sendiri, maka singkirkanlah mereka. Berbicara tentang social media apalagi. Enggak suka si X isinya selfie melulu dan mendokumentasikan segala kejadiannya hidupnya sampe adegan nangis-nangis berbagai pose lalu memakai emoticon smiley untuk 'menegar-negarkan diri -eh betul gak tuh bahasanya, well intinya membuat diri kelihatan tegar padahal I know you are not!-' Lalu ditambah orang-orang yang hobinya ngomong di belakang. Orang yang suka marah-marah dan bangga kalau udah bisa marahin orang lain. Orang yang suka cerita panjang lebar sampe abis scroll-up 1-2 kali masih aja tulisan dia, ini bikin novel? Ceritain dia begini, suaminya begitu, anaknya begini, tetangganya begitu, sampai ke cerita ranjang juga diceritain, mbak kok extrovert banget ya?!, heuheu. Orang yang sotoy dan anggep remeh cerita orang lain padahal ngalamin juga enggak, haduh you better shut ur mouth. Lalu orang yang tiba-tiba post foto gambar cek abis terima cek sekian puluh juta atau receipt bukti gajian dari suaminya. Orang yang hobi banget tag masal. Orang yang doyan post dan gambar-gambar atau meme-meme berbau sex. Orang yang ngakunya sakit dan misuh-misuh gak bisa ngapa-ngapain, udah diinfus tapi tetep bisa nulis 3 paragraf panjang nyeritain "ke-enggak bisa ngapa-ngapainnya itu".

You have choice to get rid of them! Kalau enggak enakan unfriend di Path misal, ada fitur outer circle kan? Nah gak usah dikasih bintang. So we don't need to see our feed contaminated. Kalau saya kasih beberapa level toleransi buat orang-orang di atas. Karena saya sadar saya juga sesekali memposting selfie kok dan cerita panjang. Tapi ya tau batasan bahwa jangan keseringan juga dong. Jadi ada yang sering begitu tapi kita masih "temenan" karena dia sering juga post-post hal menarik seperti makanan-makanan enak dan tempat-tempat lucu dan ilmu-ilmu atau cerita baru yang bisa saya jadikan referensi. Intinya selama isi postnya masih membawa cerita positif berarti dia masih layak berada dalam friend list saya.

So do not waste your time berujung pada "yailah ini orang kok post-nya begini lagi" terus gak sadar ngomong ke orang lain terus nyeritain bla-bla-bla yang pada akhirnya menciptakan dosa yang baru karena pergunjingan yang sebenarnya bisa dihindari.

3. Finding the comfort foods or drinks instantly create good mood
Find yours, and enjoy it while watching the TV series. See what you will feel next. Mine are onion ring, Macademia Nut Häagen-Dazs ice cream, and ginger lemon earl grey hot tea.

4. Jadi istri yang taat kepada suami adalah jaminan masuk surga dari pintu yang mana saja yang dikehendaki.
Enggak munafik dan enggak mau sok-sok tegar bahwa hubungan pernikahan saya dan suami itu seindah yang social media kami ceritakan. Hello, kita tidak perlu berkeluh kesah kalau kami sedang punya masalah kan? Everbody has their own dirty laundry. Termasuk saya dan suami saya yang hanyalah manusia biasa. Bertengkar? Sering. Ngambek dan marah-marah dari level 1-1000? Pernah. Seing kesel dan unhappy? Gak perlu ditanya!
Tapi intinya jadi istri ya balik ke kodrat, mengurus suami dan rumah tangga seperih dan sesakit apapun yang istri rasakan.

Jadi istri itu ibarat jadi ember penampung, sesedih-sedih dan sesakit-sakit apapun yang dirasakan ya memang harus bertahan, jika tidak bisa berbuat apapun ya kembali didoakan saja. Mengadu, meminta kepada Allah. -Papa

Walau pendapat ini bertentangan dengan point nomor 2. No I can not get rid of him, I can not move him or move my self out. This is different story. Marriage is when you struggle successfully to turn the unhappy moment to be the happiest one.
Dan mungkin akan ditentang para pejuang feminis yang beranggapan bahwa wanita juga punya andil dan peran untuk memperjuangkan apa yang ingin ia dapat. Ini kembali dalam stand point seorang wanita menempatkan posisi dirinya. Saya dibesarkan dalam keimanan tentang nilai-nilai tentang peran istri terhadap suami dalam konteks pernikahan menurut ajaran Islam, ada yang tidak setuju dengan ini kembali kepada pribadi masing-masing. Selama hak-hak sebagai istri masih didapat dan masih bisa menyuarakan perasaan yang dirasakan maka berantem buat "ngelawan" suami cuma berujung pada nambah-nambahin dosa aja, maka lebih baik enggak usah dan jadilah ember penampung aja. Tuhan tidak buta lagi tuli.

Suamiku selalu menularkan energi dan pikiran positif buat aku; Istri adalah pembawa rezeki bagi suami (rezeki anak, karir, atau materi) karena segala hal yang membuat suami semangat dan bahagia ketika di rumah sama istri. Itu salah satu hal yang membuat semangat untuk lebih ngelayanin suami di rumah -Yusniarti

Jadi saat saya sedang mood swing, moody, feeling blue, saya inget-inget point ini buat masak dinner lagi dan nungguin suami sampai pulang kerja seberapapun malamnya again sambil nonton kdrama. Ha! And as long as the more happy stories are more than the unhappy one, why should bother and take it longer? Make up and mesra lagi!

5. Bantuan dan informasi datang dari mana saja. 
We will never get something that we never ask. So try to ask something we want to know about to anybody. Sometimes we just feel the person that can help are the one who closest to us (family or best friends), nyatanya yang bukan sahabat dan bukan orang terdekat malah kadang bisa memberikan bantuan yang lebih dari yang kita bayangkan. Dan kadang orang yang kita anggap 'dekat' tenyata tidak punya empati 'sedekat' itu saat kita menceritakan dan mengharap bantuan dari mereka. Disini langsung kelihatan mana yang cocok dijadikan kawan mana yang bukan. Bantuan gak melulu soal yang kelihatan. Saya menemukan orang-orang yang enggak bisa memberikan info dan bantuan yang saya perlukan sama sekali tapi punya sepenggalan kalimat dan hembusan doa yang mendukung dan menjadi penyemangat saya. Yes, bantuan moril itu juga bantuan yang sesungguhnya.
Tapi ada juga yang menganggap remeh kesulitan yang saya hadapi dengan menjawab dengan 'enteng'nya, simply karena ya dia enggak pernah rasain apa yang saya rasakan. At this point I can see which people who truly care for others and which people only care for their own.

6. You will never know how talented and how will be happy are you 'till you give a try
Saya kembali bermain cat air bulan lalu setelah belasan tahun absen dari pelajaran seni sekolah dasar dan saya merasa sangat ba-ha-gi-a. Holding a brush and dip it to the water and color palette is like totally new for me. Dan saya enggak akan pernah tau bahwa saya bisa (walau tidak berbakat) melakukannya kalau saya enggak pernah coba lari ke toko dan spending sejumlah uang untuk beli kuas, cat air, dan kertas lukis.
Knitting, hand lettering, baking, cooking, writing, singing, painting, coloring, anything new for our self. And we all know that especiallyall art-related material can naturally calm our mind, right? So give a try!

7. Solat tahajud memudahkan segala, karena semua kembali kepada-Nya
Gak peduli mau nonton kdrama, ngelukis sambil makan eskrim kalau hati kita belum dekat dengan Allah, semua rasanya tetep gak ada enteng-entengnya sama sekali. Segala macam ibadah itu adalah root dari ketenangan batin. Dan saya selalu mengimani itu. Jadi kalau lagi ada cobaan saya selalu bilang bahwa Allah lagi kangen udah lama gak ngobrol sama saya. Dan bohong kalau gak ada yang berubah dari apa yang kita adukan ke Allah dihari-hari esoknya.

8. Couple that pray together, stay together
Buat saya, pada hubungan cinta suami dan istri selalu ada cinta segitiga. Dimana sudut teratas adalah Tuhan dan sudut pada kanan kiri yang sejajar adalah sang perempuan dan laki-lakinya. Sederhananya jika hubungan kita dengan Tuhan baik dan kita melakukan ibadah bersama-sama dengan pasangan maka in sha Allah dengan sendirinya hubungan kita dengan pasangan juga akan baik dan rukun selalu dan dilimpahkan banyak rezeki.

***

Saya juga join 30 days yoga challenge di bulan ini. Intinya 30 yoga classes di bulan Oktober. Sekarang hari ke-8 dan saya baru merampungkan 5 kelas. Pray for my resistance and persistence then. Karena hadiahnya adalah free membership yoga yang bisa dihadiahkan untuk teman. Dan saya berniat memberikannya untuk teman yang juga pernah jadi bos saya dulu yang hobi yoga, Geetha. Wish me luck. Wish this 30 times yoga classes bring the uncounted benefit. Physically and psychologically :)

Wish all of you have an amazing October!





You Might Also Like

2 comments

  1. Nice blog, Nda.. yes, sometimes as a wife we think we are in a very fragile situation even our husband cannot understand. Especially when there's a kid. Trust me, we are stronger than what we think we are. I always believe that being a good wife is to always protect our husband from being down. I could let myself down a day and move on the next day - feeling happy just because of a bar of chocolate, instead of making my hubby down in days and feels different on the next day. Sometimes they are more fragile than us. Whatever happens, keep your husband 'high'. hihi..

    -Zanet-

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hello mamabekerja (aslik azik abis namanya, prikitiw)!

      Hihi nampaknya nomor 4 dalem banget nih za, couldn't agree more, thank you for the thought about "keep our husband high" ;)
      We should be our husband biggest supporter

      Delete