YOU HAVE LUXURY LIFE IF YOU CAN SLEEP EASILY

Friday, August 26, 2016

Pagi ini saya bangun dengan perasaan sumringah dan penuh energi sekali. Padahal malamnya baru sampai sekitar pukul 11 malam karena habis kelar yoga dan late dinner dengan kepala migraine.

Ternyata sederhana karena saya tidak mimpi buruk semalam. Malah mimpinya cenderung indah. Saya nggak perlu menceritakan saya mimpi apa, tapi kenyataan tidak bermimpi buruk sudah cukup membuat saya memiliki mood baik di keesokan paginya dan nggak mengantuk sama sekali. Saya bukan tipe morning person, mungkin karena saya sadar sepertinya kualitas tidur saya yang kurang baik. Jika rata-rata orang normal hanya butuh waktu 7 menit mencapai deep sleep, namun tidak dengan saya yang butuh kurang lebih 2 jam. Saya selalu iri dengan orang-orang seperti suami saya yang mudah sekali tertidur dimana saja, tidak hanya di kasur kamaryang nyaman atau sofa yang empuk tapi juga termasuk di kendaraan (umum) atau di tempat-tempat umum yang bising lainnya. Sedangkan saya seringkali harus bolak balik ganti posisi tidur walau sudah di kasur super mewah hotel bintang lima sekalipun. Bahkan di dalam proses untuk tertidur saja, jadi belum tertidur ya, jadi saya masih bisa aware sama keadaan sekliling dan berbagai bunyi-bunyian pada khususnya, saya bisa bermimpi lho.

Bagi saya bisa tidur dengan nyenyak itu mewah. Dan yang paling enak sepertinya (CMIIW) adalah ketika tidur namun tidak memiliki mimpi sama sekali dan tiba-tiba terbangun dengan perasaan segar penuh energi. Saya tidak pernah tidur tanpa adanya mimpi. Baik tidur siang, tidur malam, atau cuma tidur dengan cara curi-curi waktu di dalam mobil ketika macet. Mimpinya bermacam-macam, mimpi pendek dan singkat ada juga mimpi panjang dan bertele-tele. Dari yang jelas dan saya kenal 'pemain'nya sampai yang gak jelas macam ada bentuk aneh yang bukan manusia. Dari yang jelas jalan ceritanya sampai yang gak jelas macam tiba-tiba ada pembunuhan juga pernah. Gak jarang bangun dengan dada yang sesak atau nangis keluar air mata. Kalau dilihat dari persentasenya sepertinya 20% mimpi netral (bukan mimpi indah atau mimpi buruk), 35% mimpi indah, dan 45% sisanya justru mimpi buruk. Saya enggak mengerti apa maknanya secara kualitas tidur dan medis, nanti deh saya Google. 
Yang jelas yang saya tahu dan saya rasakan sendiri. Bermimpi ketika tidur memunculkan perasaan exhausted sendiri ketika bangun. Mungkin logicnya adalah ketika manusia bermimpi maka otak manusia tetap  dalam keadaan bekerja karena layaknya memutar proyeksi runtutan gambar pada sebuah layar. Sederhananya saya seperti berada dalam bioskop. Mungkin bagi sebagian orang bermimpi itu biasa, tapi kalau bagi saya bermimpi ketika tidur itu lain cerita, karena saking seringnya, gak pernah sehari tidur tanpa mimpi, saya kok jadi berasa capek sendiri. Apalagi kalau lagi pas dapat mimpi yang panjang terus yang gak ngenakin, rasanya kayak abis kelar meeting penting, otaknya rasanya ngebul. 

Untuk jatuh tertidur lelap aja saya susah, jadi ketika udah bisa tidur masih ditambah mimpi-mimpi segala rasaya jengah. Saya kayaknya punya rencana mau beli suplemen untuk tidurnya Blackmores deh, soalnya ada masa-masa dimana saya susah banget tidur.

Sleeping is luxury, really. Cuma dalam bentuk keadaan tidur kita sebagai manusia benar-benar berserah diri kepada yang maha kuasa, karena hanya dalam keadaaan tidur kita tidak bisa sadar akan tubuh kita sendiri. Tidak pernah tau apa kita bisa bangun kembali atau tidak nantinya. Saya rindu rasa dimana saya bisa tidur terlelap dalam satu posisi dan bangun dalam posisi yang sama keesokan paginya. Rasanya puasa banget gitu loh, nyenyak. Sleeping is luxury, beruntunglah orang-orang yang bisa tidur dengan natural tanpa usaha. 

*image source: Pinterest

You Might Also Like

0 comments