LAUGH IS ALWAYS THE BEST MEDICINE

Monday, August 29, 2016


Kalau kepala mau pecah gara-gara keseeeeelll misal sama tingkah polah suami yang ajaib itu dan membuat kehidupan rumah tangga jadi penuh warna yang memunculkan drama-drama kehidupan yang gak sesederhana dan selucu cerita di sitkom Tetangga Masa Gitu, rasanya pengen duduk di bawah shower biar kepalanya jadi adem. Which  is enggak adem, badan masuk angin mah iya. *sigh*

Rasanya pengen langsung ikut kelas muay thai biar bisa nonjok-nonjok sambil tereak gitu. Tapi setelah dipikir lagi (dipikir doang, mraktekinnya sih jarang) percuma doing udah join yoga tapi masih belum bisa kontrol emosi negatif. Ya kannnn...
Goal saya belajar yoga selama ini nomor satunya bukan untuk jago pose ini itu tapi lebih kepada mau mempunyai better quality of life, that's why i love yoga. It's not the same with the other exercise, this is about mind and body connection (yang sampai sekarang saya masih berusaha memahaminya dimana korelasinya). Hmmm... Maka saya jadi tersadar untuk mengenyahkan pikira-pikiran negatif yang tidak perlu dan mengalihkannya dengan berbagai kegiatan yang bikin saya lupa dengan kekesalan-kekesalan saya terhadap prahara rumah tangga yang terjadi (yaudah gak perlu dijelasin sebab-sebabnya yang udah kawin pasti ngerti, bahwa akan banyak kejadian dalam perjalanan membina bahtera rumah tangga ini -ceilah-)

Salah satu cara saya untuk mengenyahkan pikiran-pikiran yang berujung nanti membuat mood berantakan, uring-uringan sepanjang hari, yang rasanya super duper nyebelin sangat tidak nyaman itu adalah menelepon temen saya, Gita namanya. Kalau ngomong sama papa saya misalnya atau sahabat saya yang lain yang didapat adalah petuah hidup (yang tidak instan untuk bisa diimplementasikan saat itu juga) yang bisa dibikin jadi quotes yang gak kalah okenya dimasukin Pinterest tapi tetep buat saya enggak lupa dengan apa yang terjadi dan saya alami dan cuma bisa bikin adem kepala sedikit aja karene the root of the issue still there inside my mind. Nah tapi beda ceritanya kalau ngomong sama Gita, ngomong loh yaaaa, ngomong, (ngomong face to face atau teleponan) bukan text, SMS/WhatsApp, gak ngerti efeknya beda kalau ngomong, the words are real kan, the emotion juga, so we just can simply feel and hear, lebih 'nyata' bisa nyela-nyelainnya jadi menghibur.

Ngomong sama dia cerita yang berat-berat langsung bisa jadi cekikikan ngetawain diri sendiri. Bahwa betapa 'terlalu serius'nya saya menyikapi hidup dengan kebaperan saya yang entah kapan hilangnya itu. Gita ini sebenernya lebih kepada laki-laki dengan packaging perempuan aja. Anaknya cuek gak sesensi cewek-cewek pada umumnya, semua yang nggak penting bisa masuk kuping kanan keluar kuping kiri, kalo enggak suka ya blak-blakan gak pernah palsu, dan bisa nerima cacian saya apa adanya (ya nanti dia tinggal mencaci balik sih, errr). Well yaaaa ada lah beberapa kelebayan-kelebayan ala perempuan macam saya juga haha. Tapi ya gituuu, gimana yaaa, talking with her is like simply bring your problem to be seriously discussed but not with that serious (or judgemental) way or words. Dari dulu, dari mulai jaman masih kerja bareng kalo lagi curhat-curhatan itu ya emang demikian alurnya. Our serious discussion is always tinged by laughter. I think is only by talking with her rasanya issue yang saya hadapi adalah cuma bagian dari episode serial Tetangga Masa Gitu atau How I Met Your Mother aja, full of love and life value but wrapped with nonsense scenario yang bisa diketawain bareng-bareng. As simple as that.

Mungkin karena saya belum bisa menaklukan ilmu yang Gita punya, yaitu ilmu untuk 'bisa untuk masa bodo' terhadap sesuatu, jadi ya gak gampang baper. Haha, tapi balik lagi, itu masalah karakter manusia yang berbeda-beda. Walau kalau habis curhat sama dia ya gak bisa membuat problem saya solved juga karena kebanyakan yang saya ceritain juga dia kan gak ngalamin, haha. But by talking to her, it's like one of the yoga philosophy; when we accept anything that happen into our life, it eases us to let the anger go and finally reach the peaceful mind (bukan Git, bukan maksudnya kalo ngomong sama lo gw jadi berasa damai). Haha, because she never teach me philosophy of life , boro-boro philosophy of love, but she makes me realise that my life is too priceless untuk dikendalikan oleh negative thoughts, she entertain me a lot with her silly words or our silly stories, or her pretty daughter face. Lalu dia melakukan pembunuhan karakter dengan ngirimin web link buat streaming nonton drama korea (yang tapi ternyata saya tonton juga , sekarang sudah episode 2).
And it just simply made my day.

Thank you Gita for being here with me. You make me value my life better and make it like comedy untuk diketawain bareng-bareng dan make me realise that nothing to worry about, is all simply about my mind that can control it or not. And make me realise that as long as human has a friend to share, to have fun, and to do all silly talks together, then their life will be as light as feather. And I'm thanking you for that :)

ps: i know that it will reach a point that you will sick with all my drama stories, but promise me do not let me alone, okay? Or I will go under the shower again.

Love,
AZ

You Might Also Like

0 comments