Kemarin saya abis vampire facial, kulit muka jadi sensitif banget, terus dokter saya strictly bilang "pokoknya setiap hari walau gak keluar rumah juga wajib pake sunscreen ya di muka!" Seketika saya jadi seriusss banget cari tau dan mengenai face sunscreen mana yang nyaman gak lengket dan bela-belain pakai sunscreen saya yang jarang tersentuh itu walau enggak betah dan enggak nyaman.

Lalu iseng lagi baca-baca blognya Alodita minggu lalu sampai pada akhirnya nemu post tentang produk ini. Langsung cus ke Watsons beli, tapi sedih harganya beda jauh  sama di Indonesia :(

So this is it my current favorite, BIORE UV Aqua Rich Watery Essence. Terpujilah yang menciptakannya. Haha. Kandungan SPFnya yang paling maksimal (untuk standar face sunscreen, setahu saya) bisa membuat kita tidak takut lama-lama beraktifitas di luar ruangan walau terpapar sinar matahari. Dan teksturnya yang benar-benar watery enggak lengket atau buat muka mengkilat berminyak sama sekali. So kalau pagi pakai ini dulu setelah pakai pelembab.

Saya beli di Watsons Singapore harganya SGD 18.90. Hwaaa sementara katanya  di Indonesia dibawah IDR 100.000 :( Nasib banget beli drug store items di negara ini.

Dan saya paling sebel kalo beli makeup tapi gak bisa baca penjelasannya seperti bagaimana cara menggunakannya, aturan pemakaiannya, bahan-bahan dasar untuk membuatnya, expired date-nya. Secara mulai dari bungkus luarnya sampai di botolnya sendiripun pakai tulisan Jepang. Jadi saya pasrah pakai produk ini dengan berbekalkan baca review orang-orang aja. Di Indonesia enggak tau deh gimana, untuk produk yang keterangannya tidak ditulis dalam bahasa Indonesia, biasanya suka ditempel stiker isi terjemahannya di belakang kemasan. Kalau ada yang bisa baca ini , kasih tau saya ya kalau barangkali aja ada informasi yang saya lewatkan di kemasannya. Ohya, BIORE UV Aqua Rich Watery Essence ini bisa dipakai juga di badan menurut apa yang saya baca di internet. Tapi boros pasti karena ukurannya cuma 1 size si botol 50 gram kalau untuk dipakai sebadan.

Kalau saya comot dari website Biore Indonesia,

Itu isi kandungan produknya. Hyaluronic Acid, setelah saya cari tau ternyata adalah molekul yang berperan untuk memberikan kelembapan pada kulit dan dapat meningkatkan produksi kolagen yang membuat kulit terlihat lembap, kencang, elastis dan pastinya awet muda.

Menurut review yang beredar produk ini mengandung alkohol, nah makanya gak lengket di wajah dan berasa lebih "kering". Dan memang betul ketika saya pakai memang ada sensasi coolingnya juga dari si alkohol tersebut, so mungkin harus berhati-hati bagi para pengguna yang kulit wajahnya super dry dan sensitif sekali ya.

Alhamdullilah bagi saya sendiri tidak ada masalah. Saya enjoy banget menggunakan BIORE UV Aqua Watery Essence ini. Dan habis pakai produk ini langsung pakai make up juga jadinya enak banget. Some of them review this product is very good as make up base as well. Oh that's why :)

Sekarang tidak ada alasan untuk tidak pakai sunscreen, badan sih udah lumayan rajin pakai sunscreen ber-SPF, tinggal muka juga nih sekarang. Walau aktifitas kita kebanyakan di dalam ruangan sekalipun, yang namanya sinar ultraviolet yang merusak itu tetap bisa tembus ke dalam kulit. Kalau enggak dari sekarang rajin-rajin nanti pas tua nyesel kenapa keriput dan kulitnya enggak terawat, kenapa wajahnya gak cerah, gak glowing. Jadi mari kita antisipasi penuaan dini dari sekarang sebelum terlambat. Apalagi saya disini yang kemana-mana jalan kaki dan ketemu langsung sama sinar matahari. Extra effort protection itu wajib!

Bagi saya, 

Taking about service speed, walaupun restoran ini penuh namun semua pelayannya sigap sekali. Enggak perlu melambai-lambai sambil teriak untuk meminta sesuatu. Cukup tekan tombol 'call' yang ada di meja maka pelayan akan datang, lalu tekan tombol 'check-out' untuk meminta bill. Enggak ada cerita nunggu orderan lama disini. Ketika customer memencet tombol, seketika itu pula muncul notifikasi pada layar meja nomor berapa yang memanggil.

Kalau belum pernah kesini, it's very easy  to recognise the building from the street, spacious space with a red bright color. Such an eye catchy building. Arsitekturnya tipikal bangunan-bangunan Singapore jaman dulu. MRT Station yang terdekat adalah Tanjong Pagar, dari situ tinggal jalan kaki aja sebentar.

By the way, jalan sama Deisha itu enak, karena dia punya "sense of motoin orang" haha. Dia ngerti banget soal angle. Sekali dua kali jepret langsung bagus. Hihi.

Kami masuk dari sebuah gift shop, toko dimana mereka menjual stock barang-barang yang terpilih dari award ini nampaknya. Barang yang dijual macam-macam mulai dari pulpen, kalung, miniatur, tas, tapi yang menarik perhatian saya adalah sepatu yang ketika saya coba itu nyaman dan ringan banget. Kalau enggak salah buatan Korea, sangat ergonomis sekali, dan yang paling penting adalah: anti air! Yes karena bahannya dari semacam rubber, cocok dengan musim di Singapore saat ini, yakni sering gerimis mengundang dan jadi becek-becek gitu jalanan. Barang yang dijual cocok buat orang-orang yang enggak suka diberi kado pasaran. Karena yang dijual memiliki design yang unik dan pastinya limited.

 

Saya tidak pernah datang ke pameran dimana isinya memajang produk-produk design seperti ini. Namun Secara keseluruhan kok ketika memasuki museum ini rasanya cuma "Begini aja?" Terutama untuk print design-nya yang cuma digeletakin gitu aja diatas kotak-kotak kayu. I think they can do better for displaying the stuff. Lumayan buat anak-anak jurusan design untuk datang kesini liat-liat apalagi anak-anak jurusan iklan. Jadi inget jaman kuliah dulu, hehe.

Baru tau ternyata brand Stokee, si salah satu brand favorit stroller saya ini adalah salah satu yang terpilih dalam award ini. Dari awal saya udah naksir sama bentuk-bentuk stroller yang compact dan minimalis kayak Stokee ini memang. Lucu ya yang ada di museum ini bentuknya tandem stroller, jadi yang punya dua anak balita, bisa diletakkan di atas satu, di bawah satu. Ringkas. Oh, dan warnanya sih, warna kesukaan saya, turquoise. My eye has ability to capture every turquoise color thingy.

Warna gemas turquoise lainnya pada museum ini juga ada pada, ya... vibrator. At the beginning I thought it was a computer mouse. Haha. Ada-ada aja ya. Designnya menang award ternyata.

Kotak pos ini milik perusahaan-perusahaan. Jadi tidak hanya museum dilantai 1, lantai 2 bangunan ini adalah kantor. Hasil percakapan dengan penjaga gift shop, kebanyakan para creative industry company yang berkantor disini

Saya langsung beli 2 dari Instagram online shop milik teman saya, @alluremakeupstore. ColourPop Ultra Matte Lip shade Bumble dan ColourPop Ultra Satin Lip Echo Park. Nah denger-denger dari kebanyakan orang katanya merk brand ini punya shade yang mirip-mirip dengan beberapa brand  lip cream mahal. ColourPop shade Bumble yang saya punya ini memang agak mirip dengan  Lime Crime Velvetines shade Riot.

Dibandingkan dengan lip cream N*X, ColourPop jauh lebih awet dan pigmented di bibir. Harganya pun serupa. Harga aslinya di website cuma USD 6. Tapi dijual di online shop Indonesia rata-rata sekitar IDR 130.000. Karena enggak available di Indonesia, jadi kalau mau pesen brand ini kadang-kadang suka pre order yang lumayan lama, sekitar 1-3 bulanan. So kalau emang cocok sama ColourPop ini pas lagi jalan-jalan ke US silakan langsung dibeli. Ohya tapi kayaknya ColourPop ini emang di US sendiri dijualnya tetep online alias enggak ada outlet / tokonya. (bisalah dipesen sebelum berangkat liburan untuk dikirimin ke hotel tempat nginep, niat abis!)

Kemarin saya singgah ke sebuah kafe kopi enak, namanya Common Man Coffee Roasters. First impression masuk kafe ini, waahhhh spacious space banget. Suasananya hangat dan enak untuk kongkow. 

Letak kafe ini berada dipinggir jalan raya persis, 22 Martin Road. Lingkungannya bukan di hingar bingar pusat kota Singapore, jadi agak sepi dan gak begitu crowded. Surrounding-nya apartemen dan river entah apa namanya. Saya sama Seto langsung cari tempat pewe di pojokan. Dan karena level lantai dari kafe ini agak diatas, jadi harus naik tangga dulu untuk masuk jadi gak selevel sama jalan raya bikin mata tambah enak karena liat lalu lalang mobil lewat langsung dari interior kaca mereka seakan agak sedikit dari "atas".

Tapi sayang ketika saya duduk di level 1 kafe ini, AC central berasa dingin banget. So freezing, then I see stairs dengan signage Grounded by CMCR. So I ask the waitress what's up upstairs, she explained kalau tempat diatas area duduk juga bisa ngopi dengan pilihan menu yang 'lebih healthy' gitu katanya. Karena udah kedingingan saya beranjak cek-cek spot diatas, kali aja gitu lebih nyaman. Dan saya amazed dengan level 2 kafe ini, tidak hanya dibalut dengan industrial concept interior yang unik, ternyata level 2 ini diisi oleh studio yoga bernama Yoga Movement.

Memasuki area duduk-duduk ngopi level 2 harus masuk dengan "nyebrang" lobby area studio yoga ini dulu. dan area terrace luar ini lah yang dinamakan Grounded. Basicnya ada coffee station and order area dimana kita bisa langsung pesen aneka kopi, jus, dan segala macam cemil-cemil sehat macam glutten free pancake atau apalah gitu saya lupa detail menu-menunya. Terrace ini sebenernya kayak balcony memanjang. Pas banget buat saya yang kalo nongkrong gak suka area indoor AC sebenernya tapi lebih suka outdoor, jadi gak dingin-dingin banget tapi juga gak suka kalo panas dan bener2 dipinggiran jalan. Sebenernya CMCR juga di level 1 sebelum kita naik tangga ada area duduk diluar tapi ya gitu, sebelahnya langsung pinggir jalan. Agak debuan. Nemuin Grounded diatas yang konsepnya adem berangin-angin gak panas dan agak tinggi levelnya dari jalan raya sehingga gak berdebu ini bikin saya langsung duduk pindah di Grounded area. Pemandangannya pun lebih  meginspirasi ngeliatin yoga studio. Kenapa ngeliatin yoga studio bikin saya terinspirsi? Will tell you later.

Area Yoga Movement ini juga asik banget. Habis "nyebrang" lobby ke area Grounded ditengah dan disebelah kiri. Ada lagi area duduk mojok yang luas dilengkapi dengan lemon water dispenser dan kursi-kursi dengan cushion empuk. Aduh pas banget buat kalo abis yoga capek, chit-chat sebentar sebentar sama temen while sipping lemon infused water. Or just simply having rest and read a book. Hanya ada 2 studio disini, each can cater like around 30 persons. Iseng nanya ke receptionist ternyata tempat ini baru dibuka Jumat lalu. Aish, belom ada seminggu. Dan karena tempatnya yang asik banget saya jadi kepikiran apa pindah aja ke Yoga Movement dari studio yoga yang sekarang. Haha. Saya dianter receptionist  ke shower area yang juga sangat industrial sekali konsepnya. Di isle sebelum kita masuk ke area studio yoga ini ada seating area dengan meja kayu tergantung di ceiling macam ayunan, lalu stool-stool tinggi buat duduk. View-nya adalah kaca transparan luas yang menunjukkan jalan dibawah. Secara interior saya jatuh hati banget sama tempat ini. Sayang kemarin lagi gak bawa kamera, jadi gak bisa foto-foto, cuma dari hp aja fotonya. Nanti deh saya akan tulis part II-nya ya lengkap dengan foto-fotonya.

Saya suka sekali duduk menikmati kopi. Walaupun sampai sekarang saya masih gak yakin bisa jawab atau enggak apa beda latte, capuccino, robusta, arabika, picollo, afogato. Meh! Saya cuma tau mana kopi enak mana kopi enggak enak. Poor me. Haha. Dan sudah hampir setengah tahun ini saya rajin ikut yoga. Semalas-malasnya, seminggu sekali mah pasti ada. dan so far ini olahraga yang paling saya nikmati. So when I see this place. It is like find my happiness in one place. :)

This is little things make me happy. 

Dan hasil dari ngobrol basa basi sama sang receptionist membuat saya tahu bahwa sang owner dari Yoga Movement is sitting very nearby with her husband. On that day she was wearing yoga attire, a ponytail, sitting with her laptop. Also her husband. I saw her lean body previously when I firstly arrived at this level 2 smiled to me when I just have a look and ask the receptionist randomly about the membership fee. 

Now she was busy on her laptop, maybe replying some business enquiries. Lalu saya tenggelam dalam bayangan-bayangan saya, terhadap tempat ini, terhadap dia. Karena saya suka yoga, maka melihat sosok perempuan muda punya studio yoga (dan gak hanya 1, kurang lebih ada 5 di Singapore) kok sepertinya sangat menginspirasi sekali. Belum lagi bisa engaged dengan coffee shop yang terkenal di negeri singa ini. Both brand are very well-known here.

Sampai pada akhirnya Seto membuyarkan lamunan saya dengan nyeletuk "Ini Rumah Tengah dibuat konsep kaya gini enak banget, rumah kita kan manjang gitu (yes karena ada 3 rumah punya mertua dan ipar saya berjejer dalam 1 tanah kavling), ada tampat ngopi sama tempat yoga gabung sekalian. Nah itu tanah depan rumah kita buat parkiran. Aku mah berenti kerja aja terus punya warung kopi sendiri, bikin kopi di bawah" Seketika saya langsung punya imajinasi yang menyenangkan bangettt. Ya ampun dream comes true banget kalo bisa kejadian. Saya punya studio yoga dan suami saya runinng coffee shop-nya. Ini kenapa saya bilang duduk di Grounded punya view lebih menginspirasi. Karena sepanjang chit-chat saya sore itu dengan suami. Kita ngomong panjang lebar bayangin ini itu tentang usaha studio yoga dan warung kopi ini.  Dan saya gak hentinya ngebayangin if I can have one till I write this post, exactly after I finish my yoga class (karena abis nongkrong ngopi kemarin inilah saya jadi semangat ikut kelas yoga yang paling pagi

"Kamu makanya ambil yoga certification dulu jadi enak kalo mau buka-buka studio," percakapan semakin menjadi. Haha. 

Amin.